BENGKULU UTARA MUARANEWS.COM – Mendengar keluhan dari para petani kelapa sawit terkait dengan anjloknya harga Tandan Buah Segar (TBS) membuat Bupati Bengkulu Utara Ir H Mian bergejolak. Spontan saja, Bupati Bengkulu Utara memanggil Perusahaan Kelapa Sawit yang beroperasi di Bengkulu Utara untuk hadir dalam rapat Koordinasi Pemkab Bengkulu Utara. Hal ini dalam rangka dan upaya untuk mencari solusi terkait permasalahan penurunan harga TBS kelapa sawit tersebut. Agar masyarakat tidak mengalami kerugian. Bahkan, rapat tersebut dipimpin langsung oleh Bupati Mian di ruang Kerja Bupati, Kamis, 28/4/2022.

Adapun pihak perusahaan yang hadir dalam rapat tersebut adalah pimpinan atau perwakilan PT. Mitra Puding Mas, PT. Alno Agro Utama Sumindo Estate, PT. Agricinal, PT. Bumi Anugrah Sawit, PT. Kencana Katara Kewala, PT. Sawit Mulia, PT. Sandabi Indah Lestari (SIL) dan Perwakilan OPD terkait.
Bupati Bengkulu utara Ir H Mian menjelaskan bahwa terkait keluhan masyarakat atas permasalahan anjloknya Harga TBS kelapa sawit negara hadir melalui pemerintah daerah, karena diharapkan jangan sampai masalah over suplay bahkan sampai terjadi turbulensi harga.
“Tentu saya dan jajaran sangat sensitif ketika mendengar keluhan masyarakat yakni para petani. Makanya saya langsung mengundang pihak perusahaan untuk mencari solusi terkait dengan permasalahan ini. Langkah ini termasuk langkah cepat tanggap Pemerintah Daerah Kabupaten Bengkulu Utara untuk mencari solusi polemik yang terjadi di dalam masyarakat terkait turunnya harga TBS kelapa sawit, sementara kita sandarannya ada surat edaran Dirjenbun, dan surat edaran Gubernur. Sampai saya juga telah mengeluarkan surat edaran kemarin diikuti dengan audiensi,” tegas Bupati.
Bupati mengakui bahwa ia mendapatkan laporan langsung dari petani.
” Saya juga tidak menerima laporan mentah-mentah. Tetapi saya langsung melakukan sidak ke pabrik kelapa sawit (PKS). Meskipun sangat disadari ketika harga TBS naik masyarakat tidak lapor Bupati. Tetapi kalau harga turun pagi-pagi rumah Bupati banyak didatangi oleh toke sawit bertanya kenapa dan mengapa harga TBS turun. Tetapi pemerintah daerah harus tetap hadir, kita dari kemarin tetap konsen mengambil langkah langkah cepat tanggap, saya ucapkan terima kasih kepada 7 perusahaan pabrik kelapa sawit hari ini hadir, ” tandasnya.

Pihaknya berharap usai rapat, agar tidak terjadi turbulensi harga kelapa sawit sehingga membut petani resah dan merugi.
“Kita sampaikan pasca lebaran jangan sampai terjadinya turbulensi atau perubahan-perubahan harga yang mencolok. Dan pemerintah provinsi juga sudah mengagendakan setiap bulan mengadakan rapat evaluasi untuk menentukan standar harga berdasarkan karakteristik di masing-masing provinsi, ” kata Bupati.
Bahkan sebelum rapat, Bupati tugaskan kepada Dinas perkebunan bahwa jangan sampai ada perusahaan yang tidak hadir ketika rapat bersama untuk menentukan standar harga TBS kelapa sawit di Provinsi Bengkulu.
“Tadi sudah membaik ada beberapa perusahaan telah membeli Rp 2200 per Kg ada juga yang membeli sebesar Rp 1.800 per Kg, seperti PT BAS. Jika masih ada PKS yang membeli TBS di bawah standar, maka kita akan warning. Harapan kita setelah lebaran harga sawit dapat stabil dan normal kembali,” demikian Bupati. (tep/adv)